Eksistensi seni pupuh di Era globalissi

Eksistensi seni pupuh di Era globalissi
Oleh
Maylan Sofian,S.Sn


A. Pendahuluan
seni pupuh merupakan gabungan seni sastra dan lagu sunda yang saat ini berjumlah 17 jenis pupuh. menurut informasi dari artikel yang di tulis oleh Heri Herdini salah seorang dosen Karawitan STSI bandung, bahwa seni pupuh Sunda pada abad 17-18 masehi mendapat pengaruh dari Mataram. oleh karena itu mataram memiliki otoritas politik di daerah Priangan, terlepasbenar atau salah data tersebut namun pengaruh budaya ataram telah memberikan warna terhadap seni budaya Sunda, Khususnya seni pupuh Sunda.
menurut beberapa informasi sejarah,
pada saat itu seni pupuh banyak digunakan di kalangan tertentu dalam hal ini kaum elit Sunda. pad zaman kolonial seni pupuh digunakan sebagai alat surat menyurat,pdato para kaum menak namun sesui dengan beriringnya zaman atas para kreator seniman Sunda seni pupuh dikembangkan ke beberapa jenis kesenian tradisi Sunda.misalnya Cianjuran, Cigawiran, ciawian, wawacan, Gending Karesmen, dan lain-lain. walaupun pupuh Sunda memiliki pengaruh dari mataram tetapi dari segi musikalitasnya dalam hal ini lagu sangat berbeda dengan tembang di Jawa.
B. Perkembangan pupuh Sunda
1. Dalam Bentuk Cianjuran
Cianjuran atau asal istilahnya seni mamaos, merupakan salah satu seni Sunda yang berasal dari Cianjur. Salah satu bentuk pupuh yang digunakan dalam lagam cianjuran ini misalnya dalam pupuh dangdanggula :
Wus anglirik satukebing langit
Sampun ngaran, rat miring buana
Siluman sileman kabeh
Dasaring samudra gung
Boten Wonten ingkang linuwih
Kangkaya ing sangnetra
Kusumaning ayu
Mapan ningal niting alam bumi gonjing
Isinen tan anan keri
Mung paduka ing netra
Ini merupakan salahsatu bukti bahwa pupuh sunda bias diterima oleh orang-orang tembang.
2. Dalam Bentuk Ciawian
Ciawian merupakan salah satu kesenian Sunda yang berasal dari Ciawi Tasik Malaya. Bentuk ciawian hanya dbawakan oleh vikal saja lagu-lagunya pun umumnya dalam laras salendro tetapi untuk pola syair menggunakan pola pupuh salah satunya dalam pola pupuh kinanti lagam ciawian sebagai berikut:
Kunur diawur ku kunur,
Duit diaur kuduit
Beas di awur ku beas
Cai I awur ku cai
Wadah ninggang ka parancah
Kitu nurutkeun talari
3. Dalam Bentuk Cigawiran
Cigawiran adalah salah satu jenis seni suara sunda dalam bentuk tembang. Kesenian ini lahir di daerah Cigawir Garut. Yang merupakan lahir dari daerah pesantren Cigawir. Yang memiliki fungsi untuk pembelajaran agama, banyak menggunakan laras pelog, madenda, dan salendro, pola sastranya menggunakan pupuh misalnya dalam lagu Cigawiran rumpaka pupuh dangdanggula:
Ku ihktiar reujeung ku pamilih
Kaduana mikiran akherat
Supaya ula ka bendon
Ku jalma doraka luput
Sabab bontongor teu nguping,
Katimbalan Pangeran
Dawuh Kanjeng Rosul
Ari saratna ikhtiar
Keur nyingkahan mamala lahir jeung batin
Supaya meunang waluya

4. Dalam Bentuk Pupuh Kreasi
Perkembangan yang paling terbaru yaitu pupuh kreasi hasil karya dosen Karawitan STSI Bandung H. Yusuf Wiradiredja,S.Kar. M.Hum yang sering di sapa Yus Wiradiredja ini, merupakan perkembangan yang berbeda dari Cianjuran, Cigawiran dan Ciawian. Bedanya pupuh kreasi karya Yus Wiradiredja ini, lebing mengolah dari musik pengiringnya sehingga membuat nuansa baru tanpa merubah lagam dari pupuh itu sendiri, sedangkan kalau ciawian,cigawiran dan cianjuran merubah lagam dan yang digunakan hanyalah pola syair saja.


Pupuh kreasi ini bedanya dengan pupuh yang umum yaitu pada pupuh kreasi alat musik yang digunakan lebih banyak diantaranya kecapi, kendang, dan instrumn-instrumen sendiri hasil modifkasi Yus Wiradiredja sehingga menciptakan suasana yang lain sedangkan pupuh biasanya tanpa iringan atau hanya mengguakan kecapi saja.
Dari segi rumpaka untuk pupuh buhun dan pupuh kreasi sama persis hanya di pupuh kreasi ada penambahan contohnya dalam pupuh balakbak untuk pupuh buhun
Aya warung sisi jalan
Rame pisan citameng
Awewena luas luis
Geulis pisan ngagoreng
Lalakina lalakina
Los kapipir nyoo monyet nyangeret



Sedangkan untuk pupuh kreasi karya Yus Wiradiredja ada yang ditambang contohnya
Aya warung sisijalan
Rame pisan kunu jajan
Tihothatnu ngaladangan
Nu jarajan sungkansungkan

Aya warung sisi jalan rame pisan
Awewena luas luis geulis pisan la
Lalakina-lalakina
Los kapipir nyoo monyet nyangeret

Aya warung sisi jalan
Rame pisan citameng
Awewena luas luis
Geulis pisan ngagoreng
Lalakina lalakina
Los kapipir nyoo monyet nyangeret

Jenis-jenis kesenian di atas merupakan bukti adanya perkembangan terhadap pupuh sehingga pupuh dapat hidup sampai sekarang, apalagi dengan adanya pupuh kreasi hasil karya cipta yus wiradiredja dapat mempermudah untuk anak belajar pupuh Sunda, sehingga pupuh kreasi hasil kaya Yus Wiradiredja sejak tahun 2008 samapai tahun 2009 digunakan oleh Balai Pengembangan Bahasa dan Sastra Daerah Dinas Pendidikan Jawa Barat sebagai materi pasanggiri dan Apresiasi Bahasa Sastra dan Seni daerah, yang di berinama Pasanggiri Pupuh Kreasi yang mudah-mudahan tahun ini dapat di perlombakan kembali.
Daftar Pustaka
Atik Sopandi dan Enoch Atmadibrata
1977 Khasanah Kesenian Daerah Jawa Barat. Bandung; Pelita Masa
Asep Solihin
2001 belajar 17 pupuh Buhun, Studio Karawitan STSI Bandung
Drs.Heri Herdini, M.Hum Bentuk Tembang Pupuh

0 comments:

budaya sunda: Pupuh Sunda dalam Perkembangannya

A. Pendahuluan
seni pupuh merupakan gabungan seni sastra dan lagu sunda yang saat ini berjumlah 17 jenis pupuh. menurut informasi dari artikel yang di tulis oleh Heri Herdini salah seorang dosen Karawitan STSI bandung, bahwa seni pupuh Sunda pada abad 17-18 masehi mendapat pengaruh dari Mataram. oleh karena itu mataram memiliki otoritas politik di daerah Priangan, terlepasbenar atau salah data tersebut namun pengaruh budaya ataram telah memberikan warna terhadap seni budaya Sunda, Khususnya seni pupuh Sunda.
menurut beberapa informasi sejarah,
pada saat itu seni pupuh banyak digunakan di kalangan tertentu dalam hal ini kaum elit Sunda. pad zaman kolonial seni pupuh digunakan sebagai alat surat menyurat,pdato para kaum menak namun sesui dengan beriringnya zaman atas para kreator seniman Sunda seni pupuh dikembangkan ke beberapa jenis kesenian tradisi Sunda.misalnya Cianjuran, Cigawiran, ciawian, wawacan, Gending Karesmen, dan lain-lain. walaupun pupuh Sunda memiliki pengaruh dari mataram tetapi dari segi musikalitasnya dalam hal ini lagu sangat berbeda dengan tembang di Jawa.
B. Perkembangan pupuh Sunda
1. Dalam Bentuk Cianjuran
Cianjuran atau asal istilahnya seni mamaos, merupakan salah satu seni Sunda yang berasal dari Cianjur. Salah satu bentuk pupuh yang digunakan dalam lagam cianjuran ini misalnya dalam pupuh dangdanggula :
Wus anglirik satukebing langit
Sampun ngaran, rat miring buana
Siluman sileman kabeh
Dasaring samudra gung
Boten Wonten ingkang linuwih
Kangkaya ing sangnetra
Kusumaning ayu
Mapan ningal niting alam bumi gonjing
Isinen tan anan keri
Mung paduka ing netra
Ini merupakan salahsatu bukti bahwa pupuh sunda bias diterima oleh orang-orang tembang.
2. Dalam Bentuk Ciawian
Ciawian merupakan salah satu kesenian Sunda yang berasal dari Ciawi Tasik Malaya. Bentuk ciawian hanya dbawakan oleh vikal saja lagu-lagunya pun umumnya dalam laras salendro tetapi untuk pola syair menggunakan pola pupuh salah satunya dalam pola pupuh kinanti lagam ciawian sebagai berikut:
Kunur diawur ku kunur,
Duit diaur kuduit
Beas di awur ku beas
Cai I awur ku cai
Wadah ninggang ka parancah
Kitu nurutkeun talari
3. Dalam Bentuk Cigawiran
Cigawiran adalah salah satu jenis seni suara sunda dalam bentuk tembang. Kesenian ini lahir di daerah Cigawir Garut. Yang merupakan lahir dari daerah pesantren Cigawir. Yang memiliki fungsi untuk pembelajaran agama, banyak menggunakan laras pelog, madenda, dan salendro, pola sastranya menggunakan pupuh misalnya dalam lagu Cigawiran rumpaka pupuh dangdanggula:
Ku ihktiar reujeung ku pamilih
Kaduana mikiran akherat
Supaya ula ka bendon
Ku jalma doraka luput
Sabab bontongor teu nguping,
Katimbalan Pangeran
Dawuh Kanjeng Rosul
Ari saratna ikhtiar
Keur nyingkahan mamala lahir jeung batin
Supaya meunang waluya

4. Dalam Bentuk Pupuh Kreasi
Perkembangan yang paling terbaru yaitu pupuh kreasi hasil karya dosen Karawitan STSI Bandung H. Yusuf Wiradiredja,S.Kar. M.Hum yang sering di sapa Yus Wiradiredja ini, merupakan perkembangan yang berbeda dari Cianjuran, Cigawiran dan Ciawian. Bedanya pupuh kreasi karya Yus Wiradiredja ini, lebing mengolah dari musik pengiringnya sehingga membuat nuansa baru tanpa merubah lagam dari pupuh itu sendiri, sedangkan kalau ciawian,cigawiran dan cianjuran merubah lagam dan yang digunakan hanyalah pola syair saja.


Pupuh kreasi ini bedanya dengan pupuh yang umum yaitu pada pupuh kreasi alat musik yang digunakan lebih banyak diantaranya kecapi, kendang, dan instrumn-instrumen sendiri hasil modifkasi Yus Wiradiredja sehingga menciptakan suasana yang lain sedangkan pupuh biasanya tanpa iringan atau hanya mengguakan kecapi saja.
Dari segi rumpaka untuk pupuh buhun dan pupuh kreasi sama persis hanya di pupuh kreasi ada penambahan contohnya dalam pupuh balakbak untuk pupuh buhun
Aya warung sisi jalan
Rame pisan citameng
Awewena luas luis
Geulis pisan ngagoreng
Lalakina lalakina
Los kapipir nyoo monyet nyangeret



Sedangkan untuk pupuh kreasi karya Yus Wiradiredja ada yang ditambang contohnya
Aya warung sisijalan
Rame pisan kunu jajan
Tihothatnu ngaladangan
Nu jarajan sungkansungkan

Aya warung sisi jalan rame pisan
Awewena luas luis geulis pisan la
Lalakina-lalakina
Los kapipir nyoo monyet nyangeret

Aya warung sisi jalan
Rame pisan citameng
Awewena luas luis
Geulis pisan ngagoreng
Lalakina lalakina
Los kapipir nyoo monyet nyangeret

Jenis-jenis kesenian di atas merupakan bukti adanya perkembangan terhadap pupuh sehingga pupuh dapat hidup sampai sekarang, apalagi dengan adanya pupuh kreasi hasil karya cipta yus wiradiredja dapat mempermudah untuk anak belajar pupuh Sunda, sehingga pupuh kreasi hasil kaya Yus Wiradiredja sejak tahun 2008 samapai tahun 2009 digunakan oleh Balai Pengembangan Bahasa dan Sastra Daerah Dinas Pendidikan Jawa Barat sebagai materi pasanggiri dan Apresiasi Bahasa Sastra dan Seni daerah, yang di berinama Pasanggiri Pupuh Kreasi yang mudah-mudahan tahun ini dapat di perlombakan kembali.

0 comments:

fungsi pencak silat

FUNGSI PENCAK SILAT
MAYLAN SOFIAN
Abstrak
Kehidupan seni tradisoanal, dewasa ini kian hari kurang mendapatkan tempat dihati masyarakat pendukungnya. Salah satu penyebabnya adalah perkembangan didalam ilmu teknologi khususnya teknologi komunikasi, sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan dalam adanya peningkatan wawasan. Hal lainnya, kurangnya sarana dan prasarana terutama yang berhubungan dengan ekonomi. Peringkat kebutuhan masyarakat terhadap ekonomi lebih tinggi daripada terhadap seni tradisional. Terlebih-lebih pada saat sekarang yang sedang berjalan dalam masyarakat industri yang menyita waktu untuk bekerja.Tetapi disisi lain, seni tradisional diakui oleh Negara-negara tetangga mengandung nilai-nilai yang sangat tinggi. Sebab itu mereka berbondong – bondong datang ke Indonesia untuk mengadakan penelitian. Salah satu budaya tradisional yang diakui keberadaannya, diantaranya Pencak Silat.
PENDAHULUAN
Pencak Silat dikenal sebagai jenis seni bela diri khas Indonesia yang didalamnya terkandung aspek – aspek yang memiliki nilai yang tinggi. Adapun aspek yang dimaksud adalah aspek olah raga, aspek bela diri, aspek olah seni, dan aspek pembinaan mental spiritual. Dari aspek – aspek tersebut melahirkan jurus – jurus yang sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya aliran – aliran Pencak Silat seperti; Sabandar, Cimande, Cikalong, Ciwaringin, Pamacan, Pamonyet, dan lain – lain. Dilain pihak, banyak diantara para remaja sekarang yang lebih memperhatikan seni bela diri dari Negara tetangga, seperti karate, taekwondo, yudo dan yang lainnya. Hal ini dapat merugikan kepada nilai – nilai Pencak Silat dimata masyarakat di dalam Negeri.
Selain hal tersebut diatas, frekuensi kehadiran seni Pencak Silat sekarang kurang, bila dibandingkan dengan masa lampau. Pencak Silat di masa lampau sering tampil di tempat – tempat Kenduri, Pesta Pernikahan, Khitanan, dan sebagainya. Sedangkan pada masa sekarang peristiwa tersebut jarang dijumpai.
SEJARAH PENCAK SILAT
Sangat sulit menentukan asal – usul Pencak Silat, kapan dan dari mana Pencak Silat berasal, bagaimana pekembangan mula terjadi, dan siapa yang pertamakali mengerjakannya. Walaupun demikian, kebanyakan pakar berkeyakinan, bahwa bangsa melayu sudah menciptakan dan memperkenalkan ilmu bela diri ini di masa prasejarah. Konon, pada waktu itu manusia Harus menghadapi alam yang keras untuk survival melawan binatang yang ganas, oleh karena senjata belum ada, manusia mengembangkan gerak – gerak bela diri, dan penulis perkirakan pada masa itu Pencak Silat berfungsi sebagai pembela diri saja, tidak ada fungsi lain. Peranan binatang sebagai salah satu sumber inspirasi dalam menciptakan gerak Pencak Silat, diakui oleh mitos – mitos mengenai asal – usul Pencak Silat, maupun legenda – legenda tentang berdirinya aliran – aliran tertentu.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia terbitan balai pustaka, Pencak Silat berarti permainan (keahlian) dalam dalam mempertahankan diri, dalam kepandaian menamgkis, menyerang, dan membela diri. Baik dengan ataupun tanpa senjata, lebih khusus silat diartikan permainan yang didasari ketangkasan menyerang dan membela diri, baik dengan ataupun tanpa senjata, sedangkan bersilat mempunyai makna bermain dengan menggunakan ketangkasan menyerang dan mempertahankan diri. (kompas 1996; 18).
Sedangkan Pencak Silat menurut penulis dapat diartikan dari asal kata yaitu Pencak dan Silat. Pencak yaitu gerakan melangkah menggunakan irama, sedangkan Silat yaitu ilmu untuk membela diri. Jadi Pencak Silat dapat diartikan sebagai ilmu bela diri yang menggunakan irama. Pencak Silat merupakan kesenian yang bersifat turun – temurun. Hal ini yang menyebabkan Pencak Silat masih bisa bertahan. Dan banyak hal yang berkembang, seperti pakaian Pencak Silat waktu dulu identik dengan warna hitam, tetapi sekarang sudah banyak yang menggunakan warna selain hitam. Lagu – lagunya pun sudah berkembang.
FUNGSI PENCAK SILAT DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Jika pada mulanya bela diri diciptakan dengan meniru gerakan binatang atau fenomena alam yang lain agar dapat melawan binatang yang ganas. Lama – lama Pencak Silat dibutuhkan oleh manusia untuk medapatkan status dan kedudukan sosial lewat peperangan antar kelompok, suku, klan, dan kerajaan. Dengan kemahiran bela diri seseorang akan disegani dan ditakuti oleh masyarakat sekitar.Hal ini terbukti dengan adanya sejarah kerajaan – kerajaan dan juga cerita – cerita tentang kerajaan – kerajaan di Nusantara. Yang melakukan perluasan wilayah dengan cara berperang.
Yang dimaksud pendidikan disini adalah pelatihan, yang didalamnya terdapat proses latih – melatih. Perkembangn Pencak Silat berlangsung secara berlahan, mengikuti transformasi masyarakat disekelilingnya, dan mulai dari dua loci (tempat) utama pelajaran ilmu Silat, yaitu Keraton dan Mandala. Pada awalnya di Keraton ilmu beladiri hanya diperuntukan bagi anggota keluarga Raja dalam rangka mempersiapkan diri mereka, untuk menjalankan tugasnya sebagai pembela kerajaan. Tetapi dengan perubahan Keraton menjelang runtuhnya kerajaan Maja Pahit Pencak Silat diperkaya oleh wawasan baru, yang mengaitkan secara eksflisit. Kemahiran teknik bela diri dengan perkembangan manusia dalam suatu kosmologi yang utuh. Pendidikan Pencak Silat tidak lagi bersifat kejujuran, bukan pula sebagai keterampilan saja melainkan bertujuan untuk pembentukan kualitas kepribadian manusia. Seorang pesilat ‘apalagi seorang pendekar’ harusnya menjaga, melestarikan dan membela nilai – nilai dasar kebudayaan seperti ketekunan, kejujuran, kepahlawanan, kepatuhan, dan kesetiaan. Dalam bentuk baru sebagai pendidikan humaniora, Pencak Silat tidak perlu lagi dirahasiakan kepada pegawai Keraton lainnya. Walaupun masyarakat umum belum terjangkau, Pencak Silat bela diri beserta unsur spiritualnya mulai diajarkan di Keraton kepada abdi dalem (pelayan) dan kawula (orang yang diperintah) menurut kedudukan masing – masing dalam ierarki (Candra Gautama 19955;70). Kolonial Belanda dalam melakukan peanjajahan untuk mengawasi para pekerja membutuhkan orang yang mahir bersilat untuk dijadikan opas perkebunan. Opas ini dipilih diantara orang – orang yang sudah dikenal dan dipercaya oleh penguasa.
Keadaan Pencak Silat mulai berubah pada awal abad XX dangan timbulnya kebijaksanaan baru, yaitu etische politiek, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat lewat berbagai program, termasuk memajukan kesehatan masyarakat dan pendidikan umum bagi penduduk pribumi. Akibat kebijaksanaan baru ini, intervensi pemerintah Belanda dalam urusan desa, termasuk keamanannya, semakin bertambah dengan terbentuknya kesatuan polisi di daerah pedesaan dan hilangnya kerja rodi. Peran jago dalam mempertahankan system ekonomi kolonial mulai berkurang. Dengan sendirinya, pentingnya Pencak Silat sebagai saran pengawasan sosial terhadap kuli dan masyarakat petani yang mengalami devaluasi.
Dari dulu Pencak Silat bela diri mempunyai peran hakiki dimasyarakat kita. Kepulauan Nusantara ini, yang didiami berbagai macam suku bangsa dengan karakteristik biologis, sosial, dan kebudayaan yang berbeda – beda, namun mereka sama – sama mempunyai tradisi mempelajari Pencak Silat sebagai alat pembela diri dalam usaha bertahan, dan menghadapi alam, binatang maupun manusia. Konon, disemua pelosok Tanah Air kita anak remaja dibekali ilmu Pencak Silat sebagai persiapan dalam menghadapi tantangan – tantangan hidup (Maryatno 1998; 17). Seperti salah seorang pendekar madura mengucapkan ‘Pencak adalah senjata yang bisa dibawa kemana-mana’.” Begitu pentingnya peran Pencak Silat untuk mempertahankan hidup, bahwa dalam masyarakat Betawi tempo dulu calon pengantin pria pada waktu melamar calon istrinya, diwajibkan mempertunjukan kepandaian bermain Pencak Silat didepan sanak keluarganya sebagai tanda bahwa dia dapat melindungi keluarganya dikemudian hari. Jika calon pengantin itu tidak menguasai bela diri maka lamaran ditangguhkan.
Inti dari Pencak Silat Seni adalah sebagai estetis dari bersilat atau berpencak, Pencak Silat Seni adalah ‘karya yang mewujudkan bakat atau kebolehan menciptakan sesuatu yang indah’ (kamus dewan 1986).” Sedangkan menurut penulis Pencak Silat Seni yaitu suatu gerakan bela diri yang tidak terlepas dari unsur musik dan tari, hal ini terbukti dengan masuknya Pencak Silat kedalam mata kuliah di jurusan Tari STSI Bandung. Karena dianggap tari Pencak Silat merupakan dasar dari tarian yang ada di Indonesia khususnya Jawa Barat. Sedangkan untuk musiknya dengan adanya pengiring pencak sendiri seperti kendang, goong, dan terompet. Pencak Silat Seni ini sering dipertontonkan dalam berbagai acara hajatan. Namun sekarang sudah mulai berkurang.
Pencak Silat memiliki landasan Spiritual yang menjiwai penggunanya, pada umumnya Pencak Silat diajarkan dengan tujuan mewujudkan cita – cita kemanusiaan dan kemasyarakatan yang sesuai dengan nilai – nilai yang dijungjung tinggi oleh penduduk setempat (Noetosoejitno 1984; 32). Pencak Silat yang tumbuh dan berkembang di Negara kita ini adalah buah karya manusia, sekaligus pedoman orientasi kehidupan bagi dirinya. Sebagai refleksi dari nilai – nilai masyarakat, Pencak Silat merupakan sebuah system budaya yang saling mempengaruhi dengan Alam dilingkungannya, dan tidak dapat terpisahkan dari derap aktivitas manusia. Bila pada tingkat perseorangan Pencak Silat membina agar manusia bisa menjadi teladan yang mematuhi norma – norma masyarakat, sedangkan pada tingkatan koletif atau sosial Pencak Silat besifat kohesif yang dapat merangkul individu – individu dan mengikat mereka dalam suatu hubungan sosial yang menyeluruh. Setelah diselidiki ternyata memang benar banyak masyarakat Indonesia mempelajari bela diri dari Negara tetangga seperti tinju dan yang lainnya. Hal ini di akibatkan merasa gengsi terhadap budaya sendiri. Ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan warga Negara Indonesia merasa gengsi dengan budaya sendiri. Yaitu:
1. faktor dari keluarga, dalam kata lain keluarga tidak medidik anaknya untuk belajar mencintai budaya sendiri.
2. Faktor dari pergaulan, misalnya karena seperti pada poin 1 bahwa orang tua yang mendidik anak untuk mencintai budaya sendiri sangat sedikit, sehingga mempengaruhi anak yang lainnya.
3. Faktor dari adanya multi media seperti siaran di televisi yang hampir semua acara di televisi menyiarkan acara yang tidak mendukung untuk mencintai budaya bangsa sendiri.
KESIMPULAN
Dari semua permasalahan yang ada dan dari beberapa orang yang dianggap sebagai obyek maka penulis mendapat kesimpulan, bahwa semua permasalahan yang terjadi diakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya bangsa di masa yang akan datang. Karena budaya mrerupakan salah satu kekayaan milik bangsa kita, dan apabila kita tidak memperhatikan semua itu akan hilang, dan kebanggaan bangsa kitapun tidak akan ada lagi.
Pencak Silat merupakan salah satu kesenian yang harus dilestarikan Pencak Silat memiliki suatu pengertian yang sangat luas dan memiliki fungsi – fungsi diantaranya Pencak Silat sebagai alat untuk berolah raga, Pencak Silat sebagai alat untuk bela diri, Pencak Silat sebagai alat untuk spiritual, Pencak Silat sebagai pertunjukan atau kesenian, dan banyak lagi yang lainnya.
SARAN
Penulis memiliki beberapa saran supaya Pencak Silat tetap bertahan. Diantaranya:
1. Pencak Silat harus lebih dibina lagi agar kehidupannya lebih berkembang.
2. Harus adanya bantuan dari berbagai pihak dalam kata lain, harus adanya dukungan dari pemerintah dan juga masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sopandi, Atik, S.kar. Kartakusamah, Dan Hisman. Drs. dan Seputro, Wiyudo Yudo. (1992). Pencak Silat; Dinas Kebudayaan Jakarta.
2. Maryono, O’ong. (1999). Pencak Silat Mrentang Waktu; galang press.
3. Trisnowati, Tamat. (1986). Pelajaran Dasar Pencak Silat; Jakarta.


BIODATA PENULIS
foto penulis


Nama : Maylan Sofian
umur : 21 tahun
TTL : Sumedang, 5 mei 1985
Pekerjaan : Mahasiswa STSI Bandung
Alamat Rumah : Jln Suta Braja no 50 Dsn Godobos desa Bongkok Rt12/03 Kec Paseh Kab Sumedang 45381
Alamat Kampus : jln Buah batu no 212 Bandung 40265
HP :022- 70323674

0 comments:

FUNGSI PENCAK SILAT
MAYLAN SOFIAN
Abstrak
Kehidupan seni tradisoanal, dewasa ini kian hari kurang mendapatkan tempat dihati masyarakat pendukungnya. Salah satu penyebabnya adalah perkembangan didalam ilmu teknologi khususnya teknologi komunikasi, sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan dalam adanya peningkatan wawasan. Hal lainnya, kurangnya sarana dan prasarana terutama yang berhubungan dengan ekonomi. Peringkat kebutuhan masyarakat terhadap ekonomi lebih tinggi daripada terhadap seni tradisional. Terlebih-lebih pada saat sekarang yang sedang berjalan dalam masyarakat industri yang menyita waktu untuk bekerja.Tetapi disisi lain, seni tradisional diakui oleh Negara-negara tetangga mengandung nilai-nilai yang sangat tinggi. Sebab itu mereka berbondong – bondong datang ke Indonesia untuk mengadakan penelitian. Salah satu budaya tradisional yang diakui keberadaannya, diantaranya Pencak Silat.
PENDAHULUAN
Pencak Silat dikenal sebagai jenis seni bela diri khas Indonesia yang didalamnya terkandung aspek – aspek yang memiliki nilai yang tinggi. Adapun aspek yang dimaksud adalah aspek olah raga, aspek bela diri, aspek olah seni, dan aspek pembinaan mental spiritual. Dari aspek – aspek tersebut melahirkan jurus – jurus yang sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya aliran – aliran Pencak Silat seperti; Sabandar, Cimande, Cikalong, Ciwaringin, Pamacan, Pamonyet, dan lain – lain. Dilain pihak, banyak diantara para remaja sekarang yang lebih memperhatikan seni bela diri dari Negara tetangga, seperti karate, taekwondo, yudo dan yang lainnya. Hal ini dapat merugikan kepada nilai – nilai Pencak Silat dimata masyarakat di dalam Negeri.
Selain hal tersebut diatas, frekuensi kehadiran seni Pencak Silat sekarang kurang, bila dibandingkan dengan masa lampau. Pencak Silat di masa lampau sering tampil di tempat – tempat Kenduri, Pesta Pernikahan, Khitanan, dan sebagainya. Sedangkan pada masa sekarang peristiwa tersebut jarang dijumpai.
SEJARAH PENCAK SILAT
Sangat sulit menentukan asal – usul Pencak Silat, kapan dan dari mana Pencak Silat berasal, bagaimana pekembangan mula terjadi, dan siapa yang pertamakali mengerjakannya. Walaupun demikian, kebanyakan pakar berkeyakinan, bahwa bangsa melayu sudah menciptakan dan memperkenalkan ilmu bela diri ini di masa prasejarah. Konon, pada waktu itu manusia Harus menghadapi alam yang keras untuk survival melawan binatang yang ganas, oleh karena senjata belum ada, manusia mengembangkan gerak – gerak bela diri, dan penulis perkirakan pada masa itu Pencak Silat berfungsi sebagai pembela diri saja, tidak ada fungsi lain. Peranan binatang sebagai salah satu sumber inspirasi dalam menciptakan gerak Pencak Silat, diakui oleh mitos – mitos mengenai asal – usul Pencak Silat, maupun legenda – legenda tentang berdirinya aliran – aliran tertentu.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia terbitan balai pustaka, Pencak Silat berarti permainan (keahlian) dalam dalam mempertahankan diri, dalam kepandaian menamgkis, menyerang, dan membela diri. Baik dengan ataupun tanpa senjata, lebih khusus silat diartikan permainan yang didasari ketangkasan menyerang dan membela diri, baik dengan ataupun tanpa senjata, sedangkan bersilat mempunyai makna bermain dengan menggunakan ketangkasan menyerang dan mempertahankan diri. (kompas 1996; 18).
Sedangkan Pencak Silat menurut penulis dapat diartikan dari asal kata yaitu Pencak dan Silat. Pencak yaitu gerakan melangkah menggunakan irama, sedangkan Silat yaitu ilmu untuk membela diri. Jadi Pencak Silat dapat diartikan sebagai ilmu bela diri yang menggunakan irama. Pencak Silat merupakan kesenian yang bersifat turun – temurun. Hal ini yang menyebabkan Pencak Silat masih bisa bertahan. Dan banyak hal yang berkembang, seperti pakaian Pencak Silat waktu dulu identik dengan warna hitam, tetapi sekarang sudah banyak yang menggunakan warna selain hitam. Lagu – lagunya pun sudah berkembang.
FUNGSI PENCAK SILAT DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Jika pada mulanya bela diri diciptakan dengan meniru gerakan binatang atau fenomena alam yang lain agar dapat melawan binatang yang ganas. Lama – lama Pencak Silat dibutuhkan oleh manusia untuk medapatkan status dan kedudukan sosial lewat peperangan antar kelompok, suku, klan, dan kerajaan. Dengan kemahiran bela diri seseorang akan disegani dan ditakuti oleh masyarakat sekitar.Hal ini terbukti dengan adanya sejarah kerajaan – kerajaan dan juga cerita – cerita tentang kerajaan – kerajaan di Nusantara. Yang melakukan perluasan wilayah dengan cara berperang.
Yang dimaksud pendidikan disini adalah pelatihan, yang didalamnya terdapat proses latih – melatih. Perkembangn Pencak Silat berlangsung secara berlahan, mengikuti transformasi masyarakat disekelilingnya, dan mulai dari dua loci (tempat) utama pelajaran ilmu Silat, yaitu Keraton dan Mandala. Pada awalnya di Keraton ilmu beladiri hanya diperuntukan bagi anggota keluarga Raja dalam rangka mempersiapkan diri mereka, untuk menjalankan tugasnya sebagai pembela kerajaan. Tetapi dengan perubahan Keraton menjelang runtuhnya kerajaan Maja Pahit Pencak Silat diperkaya oleh wawasan baru, yang mengaitkan secara eksflisit. Kemahiran teknik bela diri dengan perkembangan manusia dalam suatu kosmologi yang utuh. Pendidikan Pencak Silat tidak lagi bersifat kejujuran, bukan pula sebagai keterampilan saja melainkan bertujuan untuk pembentukan kualitas kepribadian manusia. Seorang pesilat ‘apalagi seorang pendekar’ harusnya menjaga, melestarikan dan membela nilai – nilai dasar kebudayaan seperti ketekunan, kejujuran, kepahlawanan, kepatuhan, dan kesetiaan. Dalam bentuk baru sebagai pendidikan humaniora, Pencak Silat tidak perlu lagi dirahasiakan kepada pegawai Keraton lainnya. Walaupun masyarakat umum belum terjangkau, Pencak Silat bela diri beserta unsur spiritualnya mulai diajarkan di Keraton kepada abdi dalem (pelayan) dan kawula (orang yang diperintah) menurut kedudukan masing – masing dalam ierarki (Candra Gautama 19955;70). Kolonial Belanda dalam melakukan peanjajahan untuk mengawasi para pekerja membutuhkan orang yang mahir bersilat untuk dijadikan opas perkebunan. Opas ini dipilih diantara orang – orang yang sudah dikenal dan dipercaya oleh penguasa.
Keadaan Pencak Silat mulai berubah pada awal abad XX dangan timbulnya kebijaksanaan baru, yaitu etische politiek, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat lewat berbagai program, termasuk memajukan kesehatan masyarakat dan pendidikan umum bagi penduduk pribumi. Akibat kebijaksanaan baru ini, intervensi pemerintah Belanda dalam urusan desa, termasuk keamanannya, semakin bertambah dengan terbentuknya kesatuan polisi di daerah pedesaan dan hilangnya kerja rodi. Peran jago dalam mempertahankan system ekonomi kolonial mulai berkurang. Dengan sendirinya, pentingnya Pencak Silat sebagai saran pengawasan sosial terhadap kuli dan masyarakat petani yang mengalami devaluasi.
Dari dulu Pencak Silat bela diri mempunyai peran hakiki dimasyarakat kita. Kepulauan Nusantara ini, yang didiami berbagai macam suku bangsa dengan karakteristik biologis, sosial, dan kebudayaan yang berbeda – beda, namun mereka sama – sama mempunyai tradisi mempelajari Pencak Silat sebagai alat pembela diri dalam usaha bertahan, dan menghadapi alam, binatang maupun manusia. Konon, disemua pelosok Tanah Air kita anak remaja dibekali ilmu Pencak Silat sebagai persiapan dalam menghadapi tantangan – tantangan hidup (Maryatno 1998; 17). Seperti salah seorang pendekar madura mengucapkan ‘Pencak adalah senjata yang bisa dibawa kemana-mana’.” Begitu pentingnya peran Pencak Silat untuk mempertahankan hidup, bahwa dalam masyarakat Betawi tempo dulu calon pengantin pria pada waktu melamar calon istrinya, diwajibkan mempertunjukan kepandaian bermain Pencak Silat didepan sanak keluarganya sebagai tanda bahwa dia dapat melindungi keluarganya dikemudian hari. Jika calon pengantin itu tidak menguasai bela diri maka lamaran ditangguhkan.
Inti dari Pencak Silat Seni adalah sebagai estetis dari bersilat atau berpencak, Pencak Silat Seni adalah ‘karya yang mewujudkan bakat atau kebolehan menciptakan sesuatu yang indah’ (kamus dewan 1986).” Sedangkan menurut penulis Pencak Silat Seni yaitu suatu gerakan bela diri yang tidak terlepas dari unsur musik dan tari, hal ini terbukti dengan masuknya Pencak Silat kedalam mata kuliah di jurusan Tari STSI Bandung. Karena dianggap tari Pencak Silat merupakan dasar dari tarian yang ada di Indonesia khususnya Jawa Barat. Sedangkan untuk musiknya dengan adanya pengiring pencak sendiri seperti kendang, goong, dan terompet. Pencak Silat Seni ini sering dipertontonkan dalam berbagai acara hajatan. Namun sekarang sudah mulai berkurang.
Pencak Silat memiliki landasan Spiritual yang menjiwai penggunanya, pada umumnya Pencak Silat diajarkan dengan tujuan mewujudkan cita – cita kemanusiaan dan kemasyarakatan yang sesuai dengan nilai – nilai yang dijungjung tinggi oleh penduduk setempat (Noetosoejitno 1984; 32). Pencak Silat yang tumbuh dan berkembang di Negara kita ini adalah buah karya manusia, sekaligus pedoman orientasi kehidupan bagi dirinya. Sebagai refleksi dari nilai – nilai masyarakat, Pencak Silat merupakan sebuah system budaya yang saling mempengaruhi dengan Alam dilingkungannya, dan tidak dapat terpisahkan dari derap aktivitas manusia. Bila pada tingkat perseorangan Pencak Silat membina agar manusia bisa menjadi teladan yang mematuhi norma – norma masyarakat, sedangkan pada tingkatan koletif atau sosial Pencak Silat besifat kohesif yang dapat merangkul individu – individu dan mengikat mereka dalam suatu hubungan sosial yang menyeluruh. Setelah diselidiki ternyata memang benar banyak masyarakat Indonesia mempelajari bela diri dari Negara tetangga seperti tinju dan yang lainnya. Hal ini di akibatkan merasa gengsi terhadap budaya sendiri. Ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan warga Negara Indonesia merasa gengsi dengan budaya sendiri. Yaitu:
1. faktor dari keluarga, dalam kata lain keluarga tidak medidik anaknya untuk belajar mencintai budaya sendiri.
2. Faktor dari pergaulan, misalnya karena seperti pada poin 1 bahwa orang tua yang mendidik anak untuk mencintai budaya sendiri sangat sedikit, sehingga mempengaruhi anak yang lainnya.
3. Faktor dari adanya multi media seperti siaran di televisi yang hampir semua acara di televisi menyiarkan acara yang tidak mendukung untuk mencintai budaya bangsa sendiri.
KESIMPULAN
Dari semua permasalahan yang ada dan dari beberapa orang yang dianggap sebagai obyek maka penulis mendapat kesimpulan, bahwa semua permasalahan yang terjadi diakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya bangsa di masa yang akan datang. Karena budaya mrerupakan salah satu kekayaan milik bangsa kita, dan apabila kita tidak memperhatikan semua itu akan hilang, dan kebanggaan bangsa kitapun tidak akan ada lagi.
Pencak Silat merupakan salah satu kesenian yang harus dilestarikan Pencak Silat memiliki suatu pengertian yang sangat luas dan memiliki fungsi – fungsi diantaranya Pencak Silat sebagai alat untuk berolah raga, Pencak Silat sebagai alat untuk bela diri, Pencak Silat sebagai alat untuk spiritual, Pencak Silat sebagai pertunjukan atau kesenian, dan banyak lagi yang lainnya.
SARAN
Penulis memiliki beberapa saran supaya Pencak Silat tetap bertahan. Diantaranya:
1. Pencak Silat harus lebih dibina lagi agar kehidupannya lebih berkembang.
2. Harus adanya bantuan dari berbagai pihak dalam kata lain, harus adanya dukungan dari pemerintah dan juga masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sopandi, Atik, S.kar. Kartakusamah, Dan Hisman. Drs. dan Seputro, Wiyudo Yudo. (1992). Pencak Silat; Dinas Kebudayaan Jakarta.
2. Maryono, O’ong. (1999). Pencak Silat Mrentang Waktu; galang press.
3. Trisnowati, Tamat. (1986). Pelajaran Dasar Pencak Silat; Jakarta.


BIODATA PENULIS
foto penulis


Nama : Maylan Sofian
umur : 21 tahun
TTL : Sumedang, 5 mei 1985
Pekerjaan : Mahasiswa STSI Bandung
Alamat Rumah : Jln Suta Braja no 50 Dsn Godobos desa Bongkok Rt12/03 Kec Paseh Kab Sumedang 45381
Alamat Kampus : jln Buah batu no 212 Bandung 40265
HP :022- 70323674
E-mail : Mayland_bermain@yahoo.co.id


Data – data Foto Pencak Silat.

2 comments:

upacara ritual rayagungan

PENDAHULUAN
Rayagungan merupakan sebuah peringatan yang suka diperingati oleh masyarakat sunda terhadap Penciptanya, yang biasa dilakukan sekitar tanggal 21 sampai 25 rayagung dan pada penanggalan masehi pada tahun ini tepat pada tanggal 10 sampai 14 januari 2007. Acara Ritual rayagungan inipun dirayakan oleh masyarakat adat Sumedang Larang,Tepatnya di Dsn. Cimanglid Desa. Pasir Biru Kec. Rancakalong kab. Sumedang. Yang dipimpin langsung oleh pupuhu Sumedang Larang Asep Yudi Hidayat.
Dalam acara ritual rayagungan tahun ini terdapat beberapa ritual yang merupakan rangkaian dari kegiatan ritual rayagungan seperti : Ritual Manci, Jajap Pusaka, Ziarah Kubur, Seserahan, Hajat Buruan, Ritual Jentreng Tarawangsa, Ruatan, Huripan, lokatan, Longser, Ritual panah seuneu, Seni Kanuragan Benjang Leutak dan Pencak Silat, Koromong, Sandiwara Sunda, dan Tutup Pusaka. Karenna waktu penulis terbatas maka penulis hanya membahas sampai ritual jentreng saja, pada hal kami ingin sekali mengetahui semua kewgiatan Ritual Rayagungan ini.
Dan biasanya setelah acara ini suka dilanjutkan dengan acara Serentaun yang terdapat di Kuningan, dan setelah serentaun kembali lagi ke Rancakalong yaitu acara Ngalaksa atau Bubursuro.
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah :
· Ingin mengetahui lebih jauh lagi tentang kehidupan masyarakat Sumedang Larang yang selama ini tidak ditemui di Bandung. Dari mulai tatakrama dan saling mengenal satu sama lain(masih adanya budaya gotongroyong).
· Ingin mengetahui lebih dalam lagi terhadap adanya keanehan – keanehan yang timbula dari ghaib.
· Ingin mengetahui tentang Ritual – ritual yang ada di Masyarakat Sumedang Larang.
· Ingin Mengetahui tentang kesenian yang berkembang di Sumedang Larang.
· Ingin memberikan pengalaman terhadap pembaca bahwa masih ada kesenian yang harus kita lestarikan dari kegiatan yang dilakukan oleh masyrakata adapt Sumedang Larang.

Ritual Manci

Foto Sesajen Ritual Manci 10 jan 2007

Ritual Manci adalah merupakan ritual pembukaan dalam masyarakat adat Sumedang larang. Ritual ini memiliki beberapa rangkaian acara seperti menyiapkan sesajen yang diperlukan dan tumpeng yang dibuat oleh masyarakat adat setempat, yang disimpan di panggung seperti yang terdapat pada gambar diatas. Selain itu juga Ritual manci memiliki beberapa urutan kegiatan seperti :


A. Bewara
Foto Tokoh Masyarakat sedang mengumpulkan Masyarakat adat

Bewara yaitu merupakan sebuah pengumuman atau panggilan kepada seluruh masyarakat Adat Sumedang Larang untuk segera berkumpul di Bale Adat, panmggilan ini dilakukan oleh tokoh masyrakat adat dengan menggunakan kentongan. Setelah itu masyarakat adapt akan segera berkumpul dengan membawa makanan dan juga nasi tumpeng yang akan diarak keliling kampung tersebut. Sebelum arak – arakan atau jajap Pusaka biasanya suka ada do’a bersama yang dilakukan oleh tokoh adat supaya mendapatkan keselamatan dalam melakukan kegiatan tersebut.
B. Jajap Pusaka
Foto Pupuhu Sumedang Larang sedang melepaskan burung

Dalam rangkaian acara jajap pusaka, sebelum arak – arakan untuk mengelilingi kampung, dimulai dulu wejangan dari Pupuhu Sumedang Larang yang selanjutnya akan melepaskan beberapa ekor burung sebagai symbol tolak bala dan memohon keselamatan, supaya tidak terjadi apa – apa dalam kegiatan rayagungan ini.

Kemudian masyrakat mengelilingi kampung sambil diiringi oleh musik yang terdiri dari : 3 buah Penclon, bedug, goong, dan kendang. Selain itu juga beberapa masyarakat adat ikut berpartisipasi dengan membawa sesajen tadi untuk diarak. Dan yang tidak kebagianpun ikut berpartisipasi dengan menari sambil mengelilingi kampung dan akan berhenti di makam tokoh Kampung yaitu Eyang Wirasuta. Dan konon menurut Masyrakat setempat makam tempat Eyang wirasuta tersebut merupakan gerbang atau pintu masuk ke kerajaan Sumedang Larang dan dipercayai kalu Eyang Wirasuta Tidak menghendaki maka orang itu tidak akan bidsa sampai kesana.
C. ZiarahKubur
Setelah sampai di makam Eyang Wirasuta, beberapa perwakilan tokoh adapt akan melakukan ziarah dan berdo’a meminta izin kepada leluhur untuk dimulai Ritual Rayagungan dan Memohon kegiatan itu berjalan dengan lancer kemudian acara rayagungan tersebut dimulai setelah ada aba – aba dari abah Leube yang dianggap kokolot disana.
D. Seserahan
Dalam rangka arak – arakan, 2 simbol berupa pohaci, geugeusan pare (ikatan padi), Keris, Tumbak, Payung Agung, dan juga Hanjuang akan diserahkan kepada Tokoh Trawangsa untuk dipergunakan pada kegiatan ritual malam hari yaitu Jentreng Tarawangsa hal ini dilakukan supaya dalam acara Tarawangsa nanti tidak terjadi hal – hal yang diinginkan.
Sementara seserahan berupa tumpeng warga disimpan di pekarangan makam, untuk selanjutnya di do’akan oleh sesepuh kampung, yang dimulai dengan mencipratkan air do’a kepada seluruh warga adat, dan diakhiri dengan mencipratkan air do’a kepada seluruh warga adapt, dan diakhiri dengan mencipratkan ke sesaji dan tumpeng. Hal ini diperrcayai oleh masyarakat setempat sebagai berkah dan kalau meminta sesuatu ketika kita kena air ciprat tersebut konon akan terkabul.
E. Hajat Buruan
Foto Pupuhu sedang memberikan do’a
Hajat Buruan yaitu merupakan rangkaian acara terakhir dari dalam ritual manci yang merupakan do’a keselamatan warga adapt yang dibacakan mengelilingi seserahan tumpeng warga, setelah itu warga menari mengelilingi tumpeng dengan dipimpin oleh pupuhu dengan gerakan tarian maju dan mundur serta putar arah. Setelah acara itu baru tumpeng dibagikan kepada masyrakata adat dan juga para pendatangpun dapat juga bagian tumpeng, merekapun makan bersama disana. Sehingga nuansa makanpun terasa lain dan merasa lebih akrab walaupun baru kenal dengan warga sana.
Ritual Jentreng Tarawangsa

Kesenian jentreng Tarawangsa ini merupakan salah satu kesenian ritual padi karena pada zaman kerajaan di Sumedang tidak terdapat padi dan yang ada hanya di Mataram saja sehingga Nyi Sumedang Larang dan 3 Tokoh masyarakat dari Sumedang pergi ke Mataram untuk mengambil benih padi tetapi setelah datang ke mataram Nyi Sumedang Larang dan3 orang tokoh itu hanya bisa menikmati padi mataram dan tidak boleh dibawa ke luar dari mataram sehingga tokoh tersebut berpikir akhirnya memasukan padi itu kedalam tarawangsa dan tidak ketahuan oleh kerajaan mataram, tetapi sayang diperjalanan pulang Nyi Sumedang Larang meninggal dan di makamkan di Jogja. Oleh karena perjuangannya itu sehingga Tarawangsa tersebut dijadikan upacara ritual atas ucapan terimakasih sehingga tarawangsa masih hidup sampai sekarang.
Kesenian peninggalan Zaman Kerajaan Sumedang Larang ini terdiri dari dua alat Musik saja Yaitu Jentreng dan Tarawangsa. Jentreng merupakan sebuah alat musik yang hamper mirip dengan kecapi tetapi hanya memiliki 7 dawai saja sedangkan tarawangsa merupakan alat gesek yang menyerupai rebab. Kesenian ini tidak sembarang digelar, hanya pada acara tertentu saja dapat ditrampilkan. Karena kesakralannya kesenian ini menjadi ruh dari ritual rayagungan.



Jentreng tarawangsa ditampilkan semalam suntuk dan berakhir menjelang subuh. Dalam kesenian ini antara penari wanita dan pria tidak boleh disatukan sehingga waktu pun dibagi dua dari jam 20.00 sampai jam 00.00 khusus untuk perempuan dan dari jam 00.00 sampai jam 04.00 giliran laki – laki. Dalam tarian tarawangsa ini, masyarakat mempercayai bahwa yang menari itu bukan dirinya melainkan para karuhun sehingga dalam dalam acara ini banyak penari yang kesurupan. Selain itu juga apabila ada yng kesurupan dia pasti tidak akan berhenti menari selama musik it uterus ia dengar selain itu juga apabila belum puas menari ia pun pasti menjerit. Selain itu juga dalam kegiatan ini orang yang tidak mau menari atau belum pernah menaripun suka ikut menari. Dan banyak lagi keanehan – keanehan yang lain dalam acara jentreng tarawangsa ini.
Kesimpulan
Dalam uraian ini penulis menarik kesimpulan bahwa banyak hal yang harus kita pelajari dan lestarikan dalam budaya Sunda, sehingga kita dapat memahami dan mempertahankan budaya Sunda. Selain itu juga dari kegiatan itu ada pelajaran baru buat kami bahwa didalam hidup kita itu ada juga sesuatu yang tidak bisa dipecahkan oleh akal pikiran tetapi hal atau peristiwa itu terjadi seperti halnya adanya yang kemasukan dalam acara jentreng tarawangsa.
Saran
Penulis memiliki saran bahwa pembelajaran secara langsung ke masyarakat sangat penting karena terjun langsung kemasyarakat akan lebih mudah diserap dari pada sebuah teori. Selain itu juga ada wawasan dan pemikiran untuk melestarikan kesenian yang telah ada dan hampir punah.








BIODATA PENULIS
NAMA : MAYLAN SOFIAN
ALAMAT RUMAH : JLN SUTA BRAJA NO 51 RT12/03 DESA BONGKOK KEC – PASEH – KAB SUMEDANG 45381
PEKERJAAN : guru kesenian
ALAMAT KAMPUS : JLN BUAH BATU NO 212 BANDUNG
NO HP : 081322317046
TTL : Sumedang, 5 mei 1985
Jenis kelamin : laki - laki

0 comments:

kebudayaan sumedang larang



kuda renggong
tayuban
tari umbul

0 comments: