Fungsi Gambang dalam Wayang Golek

  • Posted by Miranda
  • at Sunday, December 09, 2012 -
  • 0 comments

Abstrak

            Penulis mengambil judul Fungsi gambang dalam wayang golek, karena penulis merasa peranan gambang di masyarakat begitu kurang populer hal ini disebabkan karena tidak adanya perhatian para seniman yang menghilangkan nuansa gambang di beberapa kesenian. Dengan adanya tulisan ini penulis berharap gambang bisa populer sdesuai dengan kesenian – kesenian yang lain.
PENDAHULUAN
Wayang golek dalam kontek ini adalah salah satu bentuk kesenian tradisi yang perlu mendapatkan perhatian. Jenis kesenian ini, setelah melalui perjalanan waktu yang amat panjang, hingga kini ternyata masih tetap hidup dan mendapat dukungan dari masyarakat. Kesenian wayang golek ini merangkumberbagai jenis seni lain, seperti : seni rupa, tari, musik, sastra, sehingga bisa dibahas dengan dilihat dari berbagai sudut pandang. Wayang golek perlu mendapat perhatian dalam pelestarian atau pengembangan selanjutnya. Kesenian tradisi dalam hal ini kesenian wayang golek didukung oleh masyarakat yang memiliki sikap yang terikat pada aturan adat. Semua kegiatan yang berciri tradisi cenderung lambat berubah. Di dalam tradisi ada ketentuan norma, baik tertulis maupun tidak, yang harus dipatuhi masyarakat tradisi.
Faktor yang sangat mendukung terhadap jalannya pertunjukan wayang golek adalah karawitan Sunda yang mempergunakan seperangkat gamelan pelog/salendro. Penulis akan membahas tentang fungsi gambang dalam pertunjukan wayang golek. Gambang merupakan salah satu instrumen dalam karawitan Sunda yabg termasuk kategori instrumen pokok. Instrumen inilah yang memiliki peranan sangat penting dalam perangkat gamelan pelog/salendro Sunda, khususnya dalam penyajian wayang golek. Peranan gambang sama penting dengan peranan kendang dan rebab. Akan tetapi tingkat ergenitas tersebut kurang sebanding dengan perhatian orang terhadap instrumen gambang ini, sehingga populeritas masih kalah oleh instrumen kendang dan rebab. Hal demikina disebabkan oleh kurang terpublikasinya instrumen gambang terhadap masyarakat luas, baik dari sisi kontek gambang di dalam pertunjukan wayang golek maupun secara tektual yang menyangkut pola – pola tabuhan dan cara – cara menabuh gambang itu sendiri. Meskipun dalam hal ini instrumen gambang tidak secara mandiri terpopuler oleh wayang golek, pola tabuhan ini masih tetap eksis dan terus mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan iringan wayang golek tersebut.
Dari topik ini menghasilkan beberapa rumusan masalah di antaranya: (1) seberapa besar peranan gambang dalam wayang golek. (2) mengapa gambang kurang populer di masyarakat (3) berapa besar perhatian masyarakat terhadap gambang.
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif, yaitu menggambarkan keadan yang sesuai dengan fakta yang ada. Penulis mengharapkan dengan adanya tulisan ini bisa menaikan status gambang dan pembaca bisa mengetahui seberapa besar peranan gambang dalam wayang golek juga dalam kesenian yang lainnya.
Asal Usul Wayang Golek
          Wayang golek pertama kali dibuat oleh sunan kudus pada tahun 1583 guna menyebarkan agama Islam. Oleh karena itu terjadi pencampuran atau akulturasi antara kebudayaan hindu dan Isalam, baik terhadap aspek sosial maupun ceritanya. Wayang golek berkembang pada caman Mataram abad XVII dan menyebar ke Jawa Barat melalui cirebon sehingga berkembang sampai saat ini.
Fungsi Gambang dalam Wayang Golek
          Orang yang menabuh gambang dalam wayang golek disebut juru gambang. Di dalam iringan wayang golek, gambang termasuk waditra yang dominan terutama dalam kakawen dalang, namun demikian dalam penyajiannya antara gambang dan waditra lainnya telah menjadi satu kesatuan di dalam pergelaran wayang golek.
          Sehingga dengan pernyataan diatas, maka peranan gambang dalam wayang golek sangatlah penting karena gambang dalam wayang golek memiliki peranan utama di dalampermainan gamelan wayang itu, karena beberapa pangkat dalam lagu wayang banyak yang di pangkati oleh gambang.bahkan gambang mendominasi dari pada waditra lainya.
          Tetapi dibalik itu dalam kesenian lain gambang jarang sekali dipakai sehingga orang jarang sekali yang meminati gambang karena gambang jarang sekali dipakai oleh kesenian lain. Dan tanpa gambangpun kesenian lain bisa jalan lain halnya dengan kendang sangat dibutuhkan sehingga akibatnya gambang kurang populer.
          Perhatian masyarakat terhadap gambangpun sangat terabai setelah mereka sering mendengarkan kesenian itu tanpa gambang. Lain halnya apabila wayang golek tidak memakai gambang masyarakat pasti merasa ada yang kurang. Dan masyarakat banyak yang bilang bahwa itu bukan musik wayang karena mereka selalu mendengarkan wayang dengan ada gambang. Sering didengarkan dapat menjadi suatu faktor yang bisa membangun rasa sayang masyarakat terhadap gambang.
Tabuhan Gambang Dalam Wayang Golek
          Seorang juru gambang harus menguasai tabuhan gambang dengan baik sehingga bisa mengiringi pegelaran wayang golek dengan baik dan benar dalam pengertian bahwa penempatan pola tabuhan telah sesuai dengan estetika dalam wayang golek. Oleh karena itu penggunaan teknik yang kurang tepat akanterasa kurang memuaskan pendengar sehingga gaya tarik pendengarpun kurang. Adpun bentuk tabuhan dalanm wayang golek adalah sebagai berikut:
·        Pola tabuhan gumekan yaitu motif dan teknik – teknik tabuhan/ pukulan gambang yang mengacu pada melodi sekaran, dengan mengisi vareasi lilitan melodi. Dalam tabuhan gumekan terdiri dari beberapa motif, antara lain:
1.     digamyang yaitu pola pukulan gambang dengan teknik pukulan antara tangan kanan dan tangan kiri berjarak satu gemyang
2.     digumek yaitu teknik pukulan dengan cara memukul secara bergantian antara tangan kanan dan kiri dalam satu bagian melodi tertentu
3.     talirantang
4.     cewakan
5.     candetan
·        Pola carukan yaitu bentuk tabuhan gambang yang mengacu pada kenongan lagu.
Kesimpulan
Dalam wayang golek fungsi gambang sangat berperan sekali sehingga gambang sangat mendominasi dalam pertunjukan wayang golek. Kurangnya popularitas gambang disebabkan karena kurangnya pertunjukan gambang dalam kesenian lain sehingga gambang tidak tersentuh oleh masyarakat.


Author

Written by Admin

Aliquam molestie ligula vitae nunc lobortis dictum varius tellus porttitor. Suspendisse vehicula diam a ligula malesuada a pellentesque turpis facilisis. Vestibulum a urna elit. Nulla bibendum dolor suscipit tortor euismod eu laoreet odio facilisis.

0 comments: